Magnet Neodymium yang disinter menghadapi korosi elektrokimia yang serius dan dengan demikian berbagai jenis teknologi anti-korosi telah diterapkan untuk mengisolasi dasar magnet dan zat-zat lingkungan. Dasar magnet itu sendiri harus cukup kuat bahkan perawatan permukaan sangat diperlukan untuk magnet Neodymium. Ada dua metode untuk menguji laju korosi: yang pertama adalah metode peningkatan berat, dan yang kedua adalah metode penurunan berat, maka muncullah konsep magnet Neodymium dengan penurunan berat yang rendah. Sebenarnya, inti dari magnet Neodymium dengan penurunan berat yang rendah adalah magnet Neodymium dengan ketahanan korosi yang tinggi.
Rendahnya ketahanan magnet Neodymium terhadap korosi disebabkan oleh beberapa alasan berikut:
Struktur material. Magnet Neodymium yang disinter memiliki struktur multifase, dan setiap fase memiliki kemampuan antioksidan yang berbeda. Fase yang kaya Nd dan fase yang kaya B akan teroksidasi terlebih dahulu, kemudian terbentuk korosi intergranular.
Kotoran dalam paduan, terutama klorida, akan mempercepat proses oksidasi Neodymium
Kondisi kerja.
Sumber daya korosi intergranular berasal dari perbedaan potensial antara fase utama dan fase kaya Nd atau fase kaya B. Oleh karena itu, meminimalkan perbedaan potensial antara fase batas butir dapat menghindari atau mengurangi korosi intergranular.
Dengan penelitian mendalam mengenai mekanisme koersivitas magnet Neodymium sinter, teknologi dual-alloy, teknologi dual-main phase, dan teknologi difusi batas butir telah diperkenalkan ke dalam proses pembuatan magnet Neodymium sinter yang memungkinkan produsen magnet menambahkan fase baru selama proses pembuatan atau pencetakan serbuk, termasuk sub-alloy, nano-metal/alloy, dan oksida berukuran mikron. Terdapat korelasi erat antara magnet Neodymium dengan koersivitas tinggi dan magnet Neodymium dengan berat yang rendah sehingga keduanya menekankan peningkatan struktur mikro, atau mengoptimalkan hubungan antara fase utama dan fase pengotor.